Pembelajaran konstuktivistik
Konstruktusvistik adalah satu konsep yang banyak membicarakan masalah pembelajaran , diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun dan menganalisis problem pembelajaran dalam pergulatan dunia pendidikan : konstruktivistis didini bersifat membangun.
Pandangan klasik yang berkembang selama ini adalah pengetahuan itu secara utuh dipindakan dari pikiran guru kepikiran anak , namun dalam proses pembelajaran adalah menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong si anak belajar untuk mampu berfikir dan berfikir ulang lalu mndemonstrasikan nya.
Dalam hal ini peran guru adalah menyediakan suasana dimana para siswa mendesain dan mengarahkan kegiatan belajar itu lebih banyak dari pada menginginkan bagi siswa agar benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan maka harus bekerja memcahkan masalah ,menemukan segala sesuatu untuk diri nya derusaha dengan ide-ide.
Sistem dengan pendekatan konstruktivis dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran topdown dari pada pengajaran bottom up berarti siswa memulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan kemudian menemukan (dengan bimbingan guru) keterampilan dasar yang diperlukan.Praktik pembelajaran konstruktif dilakukan untuk membantu sisiwa membentuk,mengubah diri,mentranformasikan informasi baru
Tujuan dari konstruktuktivisme dalam pembekjaran :
1.Memotivasi siswa agar menjadikan belajar sebagai tanggungjawab\
2.Mengembangkan kemampuan untuk bertanya dan mencari jawaban nya sendiri\
3.Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau konsep secara lengkap
4.Mengembangkan kemampuan untuk menjadi pemikir yang madiri
Beberapa prinsip tentang konstruktivis
1.Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
2.Stuktur pembelajaran seputar konsep utama penting nya sebuah pertanyaan
3. mencari dan menilai pendapat siswa
4.Menyesuaikan kurikulun untuk menanggapi anggapan siswa
5.Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran
Konstuktivis memiliki kelemahan atau kendala dalam penerapan teori belajar yakni :
1.Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional
2.Guru konstruktivis dituntut lebih kreatif falam merencanakan pelajar dan memilih atau menggunakan media
3.Pendekatan konstuktivis memnuntut perubahan siswa evaluasi yang mungkin belum bisa diterima oleh otoritas pendidikan dalam waktu dekat
4.Fleksibilitas kurikurum mungkin sulit diterima oleh guru yang terbiasa dengan kurikulum yang terkontrol
5.siswa dan orangtua mungkin memrlukan waktu adaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar